MATERI PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL

Apakah sekumpulan orang yang saling berinteraksi pasti merupakan kelompok sosial? Perlu diketahui bahwa sekumpulan orang yang saling berinteraksi bersama tidak serta merta dapat kita anggap sebagai kelompok sosial

PELATIHAN SAGUSABLOG

Pelatihan SAGUSABLOG adalah Satu Guru Satu Blog ini workshop online yang diselenggarakan oleh IGI

Tema Gambar Slide 3

Panitia Pelaksana Pelatihan Peengembangan Guru MGMP Sosiologi Se-kota Binjai dan Langkat

Ice Breaking

Games Tebak dan Susun Kata Ceria menghilangkan kejenuhan dalam Ruang Kelas

Jumat, 16 Februari 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

 TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

Oleh

SALINEM

Calon Guru Penggerak  Angkatan 9 Kota Binjai

 

Assalammu’alaikum wr.wb.

Perkenalkan nama saya Salinem, saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kota Binjai dan saya saat mengajar di SMA Negeri 5 Binjai. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Fasilitator Sofia Justrisna dan Ibu Pengajar Praktik Lamtiur Manullang yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan juga penguatan-penguatan dalam Pendidikan Guru Penggerak.

Selama saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dan sudah mempelajari modul-modulnya mulai modul 1, modul 2 dan saat ini modul 3, maka modul 3.1 tentang pengambilan keputusan  berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin  adalah modul yang sangat luar biasa sekali memberikan pengalaman belajar bagi saya. Karena hal yang terberat menjadi seorang pemimpin adalah pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan. Selain itu dalam pengambilan keputusan juga harus berdasarkan pada berpihak kepada murid, bertanggung jawab.dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan

Berikut ini saya akan mencoba memaparkan rangkuman pembelajaran dari modul 1 , modul 2 dan sampai modul 3,1 dengan menggunakan panduan pertanyaan yang telah ditentukan didalam LMS.

·       Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Menurut filosofis Ki Hadjar Dewantara dengan Pratap Triloka  yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Maka seorang pemimpin haruslah di depan memberi teladan, ditengah membangun motivasi dan dibelakang memberi dukungan.  Seorang pemimpin mampu memberikan contoh yang layak untuk ditiru dan diikuti oleh pengikutnya dan mampu memotivasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki orang lain sehingga mencapai hasil yang maksimal serta mampu mendukung dalam proses pencapaian potensi tersebut. Dengan merujuk pada filosofi Ki Hadjar Dewantara ini serta prinsip-prinsip pengambilan keputusan maka seorang pemimpin diharapkan mampu mengambil keputusan yang mengandung dilema secara etika dan berkonflik diantara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. 

·         Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai kebajikan seperti nilai kejujuran, kepedulian,tanggungjawab, disiplin, serta nilai-nilai kebaikan lainnya, jika diyakini dan sudah tertanam pada diri seorang pendidik, maka akan dapat mempertajam intuisi kita dalam pengambilan keputusan. Kita sebagai pendidik yang sudak memiliki nilai-nilai kebajikan yang tertanam kuat, akan bisa melihat dan juga merasakan adanya suatu kesalahan atau hal yang tidak benar dalam sustu situasi yang terjadi, dan nilai-nilai yang sudah kita miliki  akan mempengaruhi keputusan yang kita ambil dalam situasi tersebut.Dengan tertanamnya nilai-nilai pada diri seorang pendidik akan dapat meminimalisir kesalahan dan kon sekuensi yang akan timbul ataupun yang akan terjadi. Selain itu dalam pengambilan keputusan juga harus berdasarkan pada 3 prinsip untuk penyelesaian dilema, diantaranya; berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinkhing), berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking).

·         Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pembelajaran coaching pada modul sebelumnya, bagi saya adalah merupakan pembelajaran yang begitu besar manfaatnya. Maka menurut pendapat saya keterampilan coaching ini harus dimiliki setiap pendidik atau guru. Keterampilan yang dimiliki bukan hanya keterampilan bagaimana menstransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik , namun keterampilan coaching juga harus dimiliki, kenapa ?  karena seorang pendidik atau guru harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional serta latar belakang budaya dan ekonomi dari peserta didiknya. Hal ini dimungkinkan juga akan memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan jika ada suatu permasalahan pada peserta didiknya. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Coaching dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat yang akan berpengaruh sehingga terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan demikian akan berpengaruh bagi murid dalam proses pembelajaran.

·         Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam memgelola dan menyadari aspek sosial emosional dapat memiliki dampak yang signifikan dalam pengambilan keputusan khususnya masalah yang mengandung dilemma etika. Guru yang memiliki tingkat kesadaran sosial emosionalnya tinggi akan lebih mampu merasakan dan memahami perasaan serta perspektif siswa mereka. Contohnya adalah rasa empati Dengan adanya empati, guru dapat lebih baik memahami dampak keputusan mereka terhadap siswa secara emosional dan sosial. Guru yang efektif dalam mengelola aspek sosial-emosionalnya akan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Ini memungkinkan mereka untuk berkomunikasi secara jelas dan membuka dialog terbuka dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja, terutama ketika menghadapi dilema etika.

·         Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dalam konteks pendidikan dapat memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana seorang pendidik menghadapi dan menyelesaikan tantangan moral atau etika yang muncul dalam lingkungan pembelajaran. Pembahasan studi kasus ini dapat kembali kepada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik, dan hal ini mencerminkan bagaimana nilai-nilai tersebut membimbing keputusan dan tindakan mereka dalam situasi yang melibatkan pertimbangan moral atau etika. Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika akan semakin mengasah empati dan simpati seorang pendidik. Pendidik yang telah terlatih akan mempunyai rasa empati dan simpati yang baik sehingga diharapkan mampu mengidentifikasi dan memetakan paradigma dilema etika agar pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran lebih bijak.Ketika seorang pendidik dihadapkan pada kasus-kasus yang berfokus pada masalah moral dan etika, maka keputusan yang diambil akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung bermuara pada kebenaran menurut versi pribadi atau bersifat subjektif.

·         Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat memainkan peran kunci dalam membentuk lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Proses pengambilan keputusan yang baik dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.Pengambilan keputusan yang tepat merupakan aspek kritis dalam membentuk lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan melibatkan proses yang sistematis, mempertimbangkan dampaknya pada lingkungan, dan mengedepankan nilai-nilai etika, keputusan yang diambil dapat membawa perubahan positif dan berkelanjutan bagi peserta didik, guru atau/dan seluruh warga sekolah Keputusan yang kita ambil secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada imlementasi pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah. Setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya.

·         Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan pada situasi dilemma etika tentunya mendapat tentangan dari pihak yang tidak memiliki nilai-nilai yang sama dengan saya. Apalagi pada situasi dilema etika kebenaran dapat berlawanan dengan kebenaran lainya. Hal ini tentunya mengubah paradigma di lingkungan sekolah saya pada situasi jangka pendek  dan jangka panjang serta individu (pemimpin) lawan kelompok (guru lain yang menentang keputusan pimpinan).

·         Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Dengan merdeka belajar, murid bebas mencapai kesusksesan, kebahagiaan sesuai minat dan potensinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Hal ini diharapkan murid-murid akan sukses dengan bidangnya masing-masing, bahagia karena sesuai dengan apa yang diinginkannya dan bertanggungjawab akan apa yang menjadi pilihannya. Disinilah dasar pijakan kita bahwa semua pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, bertanggungjawab, menganut nilai-nilai kebajikan dan guru berfungsi untuk memfasilitasi, membantu mengembangkan bakat dan minat yang sudah ada.

·         Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus benar- benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka murid akan dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan kita dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dari murid di masa depannya nanti. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan well being murid untuk masa depan yang lebih baik.

Keputusan yang diambil oleh seorang guru akan menjadi ibarat pisau yang disatu sisi apabila digunakan dengan baik akan membawa kesuksesan dalam kehidupan murid di masa yang akan dating. Demikian sebaliknya apabila kebutuhan tersebut tidak diambil dengan bijaksana maka bisa jadi berdampak sangat buruk bagi masa depan murid-murid. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

·         Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).

Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila. Dan untuk mengambil keputusan yang baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan

 

·         Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Setelah saya mempelajari modul 3.1 ini, saya dapat membedakan antara masalah dilema etika atau bujukan moral . Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah. Ketika menghadapi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan  pola tersebut merupakan 4 paradigma yang dikategorikan individu

Ø  lawan kelompok,

Ø  rasa keadilan lawan rasa kasihan,

Ø  kebenaran lawan kesetiaan,

Ø  dan jangka pendek lawan jangka Panjang.

Kemudian Langkah berikutnya dalam membantu menghadapi pilihan dari dua permasalahan gunakan 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu :

Ø  berfikir berbasis akhir (Ends Based Thinking).

Ø  berfikir berbasis peraturan (Rules Based Thinking).

Ø  berfikir berbasis rasa peduli. (Cares Based Thinking).

Untuk memandu dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan di ambil ada 9 langkah yang dapat dilakukan,yaitu :

1.              Uji Legal yaitu menentukan apakah ada aspek pelanggaran hukum, jika jawabanya ya maka bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika) namun antara benar dan salah (bujukan moral)

2.              Uji Regulasi/ standar professional yaitu menentukan apakah ada pelangaran peraturan/ kode etik profesi dalam kasus tersebut

3.              Uji Intuisi yaitu menentukan apakah ada yang salah dalam situasi tersebut berdasarkan perasaan dan intuisi

4.              Uji Publikasi yaitu menguji perasan bila keputusan yang diambil dipublikasikan di halaman depan koran

5.              Uji Panutan/ idola yaitu menentukan keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/ idola dalam situsi tersebutPengujian paradigma benar lawan benar

6.              Melakukan prinsip resolusi

7.              Investigasi opsi trilema

8.              Buat keputusan

9.              Lihat lagi keputusan dan refleksikan.

 

·         Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi moral dilema sebelum mempelajari modul ini, bahkan mungkin sudah sampai beberapa kali. Setelah mempelajari modul 3.1, saya menyadari bahwa keputusan yang saya ambil ternyata masih belum tepat dan benar, dimana keputusan yang saya ambil hanya memihak pada satu pihak saja, tidak berdasarkan nilai-nilai kebajikan, bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Saya tidak memperkirakan dampak yang terjadi terhadap pihak yang tersakiti.Tetapi ketika menerapkan pengambilan keputusan dilema etika dengan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, kasus yang harus diselesaikan tidak akan menyakiti orang lain.

·         Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Konsep dalam modul ini sangat berdampak pada cara berfikir saya dalam menyikapi suatu permasalahan dan cara terstruktur dalam mengambil keputusan, sehingga saya tidak lagi mengambil keputusan berdasarkan factor lain yang tidak berdasarkan nilai-nilai kebajikan, rasa penuh tanggung jawab serta berpihak pada murid. Kemudian saya juga sudah bisa membedakan mana permasalahan yang merupakan dilemma etika dan mana yang merupkan bujukan moral. Dan ketika saya sudah memahami hal tersebut, maka saya identifikasi berdasarkan 4 paradigma pengambilan keputusan dan keputusan yang diambil berdasarkan 3 prinsip pengambilan keputusan dan menggunakan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan

·         Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Menurut saya topic modul 3.1 ini begitu sangat penting  dan  bermakna baik saya sebagai individu maupun sebagai seorang pemimpin terutama adalah pemimpin pembelajaran. Walaupun dimana dan sebagai apa peran kita pasti akan menjumpai permasalahan yang dituntut untuk mengambil keputusan. Dari keputusan tersebut akan dihasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, maka seorang guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan.

 Demikian Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan    sebagai Pemimpin, semoga dapat memberi manfaat.

Wassalammu”alaikum wr.wb.

Terima Kasih

Salam Guru Penggerak

Selasa, 18 Agustus 2020

RPP KD 3.3

RPP KD 3.2

Rabu, 29 Juli 2020

Hakikat Sosiologi

Penjelasan Tentang Ilmu Sosial Dasar | Info Tekno


Sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial, bukan ilmu alam ataupun kerohanian.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris, yang berarti membatasi diri dengan apa yang terjadi bukan pada apa yang seharusnya terjadi.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya yang diperhatikan adalah pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertia dan pola-pola umum.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang digunakannya.

Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus.


Apa itu Sosiologi?

 


Apakah temen-temen tau apa itu Sosiologi? Semua manusia di bumi ini selalu terlibat dengan masyarakat tapi hanya sedikit yang memahaminya. Oleh karena itu, mari kita baca sedikit materi di bawah ini yaa..

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan, karena tersusun secara sistematis, rasional dan menggunakan metode-metode yang akurat. Sebagai disiplin ilmu sosial, Sosiologi dapat dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan murni dan juga dapat sebagai ilmu pengetahuan terapan.

1.  Pengertian Sosiologi

§  Sosiologi sebagai metode berarti sosiologi merupakan cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

§  Sosiologi menuru etimologi berasal dari socius dan logos yang berarti ilmu mengenai masyarakat.

§  Selo Soemardjan: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial.

 

Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat

A. Perubahan Sosial dan Sebab-Sebab Terjadinya Perubahan Sosial 

Hakikat dan Karakteristik Perubahan Sosial Hakikat Perubahan Sosial 
Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Pada dasarnya perubahan merupakan proses modifikasi struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat disebut perubahan sosial, yaitu gejala umum yang terjadi sepanjang masa pada setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Albert O. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia merupakan penyebab dari perubahan. Manusia selalu tidak puas dengan apa yang dicapainya. Ia selalu mencari sesuatu yang baru, bagaimana mengubah sesuatu agar lebih baik. 


Pandangan Para Tokoh tentang Perubahan Sosial
Perubahan sosial memiliki makna yang luas dan mencakup berbagai segi kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan politik. Karena itu, perubahan sosial budaya yang terjadi Sociology | Senior High School | Created by : terassos28@gmail.com dalam suatu masyarakat menyangkut perubahan nilai, pola perilaku, organisasi sosial, kekuasaan, serta segi kemasyarakatan lainnya. Berikut beberapa pandangan para tokoh tentang perubahan sosial. Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regres). Dikatakan maju, jikalau perubahan yang terjadi mampu menciptakan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan di sini dapat diartikan sebagai proses pembangunan masyarakat ke arah yang lebih baik. Dikatakan mundur, jikalau perubahan yang terjadi pada aspek tertentu membawa pengaruh yang kurang menguntungkan. 

Karakteristik Perubahan Sosial 
Perubahan sosial tidak terlepas dari perubahan kebudayaan. Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu berhubungan dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau perbaikan dalam cara masyarakat memenuhi kebutuhannya. 
Alasan-alasan perubahan sosial melekat pada masyarakat sebagai berikut.
1) Menghadapi masalah-masalah baru 
2) Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris kebudayaan 
3) Lingkungan yang berubah 
Pengertian Perubahan sosial | Jenis, Faktor, Bentuk, Ciri ciri dan ...
Secara umum, kecenderungan masyarakat untuk berubah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut. 
1) Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada 
2) Timbulnya keinginan untuk mengadakan perbaikan 
3) Kesadaran akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha untuk mengadakan perbaikan 
4) Adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat 
5) Banyaknya kesulitan yang dihadapi yang memungkinkan manusia berusaha untuk dapat mengatasinya 
6) Sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal baru, baik yang datang dari dalam maupun dari luar masyarakat 
7) Tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidup 
8) Sistem pendidikan yang memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia untuk meraih masa depan yang lebih baik 

Kecenderungan masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai lama, dipengaruhi oleh faktor-faktor. 
1) Adanya unsur yang mempunyai fungsi tertentu dan sudah diterima oleh masyarakat secara luas 
2) Adanya unsur-unsur yang diperoleh melalui proses sosialisasi sejak kecil 
3) Adanya unsur-unsur yang menyangkut agama dan religi yang dianut masyarakat 
4) Adanya unsur yang menyangkut ideologi dan filsafat hidup bangsa 

Dari uraian di atas dapat disimpulkan karakteristik perubahan sosial sebagai berikut 
1) Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang karena setiap masyarakat mengalami perubahan, baik lambat maupun cepat 
2) Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu diikuti pula oleh perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya yang berada dalam satu mata rantai 
3) Perubahan yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena ada proses penyesuaian diri 
4) Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat 
5) Dalam menghadapi perubahan, yang paling penting adalah bagaimana seseorang menyikapinya sehingga tidak menjadi korban perubahan tersebut, tetapi penentu perubahan 

Adapun menurut Macionis (Usman, 2004) perubahan sosial mempunyai empat karakteristik, yaitu 
1) Perubahan terjadi di setiap masyarakat, kendatipun laju perubahan sosial bervariasi. Pada masyarakat tradisional perubahan terjadi secara lambat, sedangkan pada masyarakat maju terjadi secara cepat. Ogburn mengungkapkan bahwa masyarakat bisa terjadi cultural lag, yaitu ketika kebudayaan material dalam masyarakat itu berubah lebih cepat dibandingkan dengan kebudayaan non material 
2) Perubahan sosial sering kali berkembang ke arah yang sulit dikontrol 
3) Perubahan sosial sering kali melahirkan kontroversi, terutama karena memperoleh variasi pemaknaan yang saling bertentangan 
4) Perubahan sosial boleh jadi menguntungkan pihak-pihak tertentu, tetapi dalam waktu yang bersamaan justru bisa merugikan pihak-pihak tertentu lainnya 


Sagusablog, dari IGI Untuk Guru Indonesia

Guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya baik itu kompetensi pedagogik, profesional, sosial maupun kepribadian. Agar guru senantiasa bisa mengikuti perkembangan zaman yang selalu berubah dengan cepat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Dan hal ini tentunya berimbas pula pada perkembangan dunia pendidikan.  Alasan dari sebagian besar guru-guru yang ikut bergabung di Ikatan Guru Indonesia ini yaitu karena mereka melihat IGI fokus pada peningkatan mutu guru, Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu guru. seperti pelatihan, workshop, ataupun seminar.. Program IGI yang paling fenomenal saat ini yaitu program SAGUSABLOG atau satu guru satu blog. pada program ini anggota IGI bisa mengikuti workshop pembuatan blog guru untuk pembelajaran. program SAGUSABLOG ini telah menghasilkan ribuan guru blogger baru, guru yang melek iptek khususnya internet. setiap guru yang mengikuti program ini diwajibkan membuat blog untuk pembelajaran dan itu semua dimulai dari nol, jadi intinya guru yang tadinya tidak memahami sama sekali tentang blog setelah mengikuti pelatihan ini jadi mampu membuat blog sendiri, meskipun dalam pelatihannya dilakukan secara online melalui aplikasi sosial media telegram



Setiap guru yang sudah mendaftarkan diri mengikuti pelatihan ini akan dimasukkan kedalam grup telegram, dari situlah materi pelatihan ini bisa didapatkan dan bukan hanya itu saja, semua peserta juga selain bisa mendapatkan materi yang bisa diunduh mereka juga bisa berkonsultasi dengan para mentor yang siap siaga selama 24 jam untuk membimbing dan menjawab semua pertanyaan dari peserta yang mendapatkan kesulitan termasuk blog yang saya buat ini merupakan hasil dari bimbingan para mentor SAGUSABLOG terutama master trainer dari SAGUSABLOG ini Mr. Mung