TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Oleh
SALINEM
Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kota Binjai
Assalammu’alaikum wr.wb.
Perkenalkan
nama saya Salinem, saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kota Binjai dan
saya saat mengajar di SMA Negeri 5 Binjai. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih
kepada Ibu Fasilitator Sofia Justrisna dan Ibu Pengajar Praktik Lamtiur
Manullang yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan juga penguatan-penguatan
dalam Pendidikan Guru Penggerak.
Selama
saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dan sudah mempelajari modul-modulnya
mulai modul 1, modul 2 dan saat ini modul 3, maka modul 3.1 tentang pengambilan
keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan
sebagai pemimpin adalah modul yang
sangat luar biasa sekali memberikan pengalaman belajar bagi saya. Karena hal
yang terberat menjadi seorang pemimpin adalah pengambilan keputusan yang
berbasis nilai-nilai kebajikan. Selain itu dalam pengambilan keputusan juga
harus berdasarkan pada berpihak kepada murid, bertanggung jawab.dan
berlandaskan nilai-nilai kebajikan
Berikut
ini saya akan mencoba memaparkan rangkuman pembelajaran dari modul 1 , modul 2
dan sampai modul 3,1 dengan menggunakan panduan pertanyaan yang telah
ditentukan didalam LMS.
· Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Menurut filosofis Ki Hadjar Dewantara dengan
Pratap Triloka yaitu Ing ngarso sung
tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Maka seorang pemimpin
haruslah di depan memberi teladan, ditengah membangun motivasi dan dibelakang
memberi dukungan. Seorang pemimpin mampu memberikan contoh yang layak
untuk ditiru dan diikuti oleh pengikutnya dan mampu memotivasi untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki orang lain sehingga mencapai hasil yang
maksimal serta mampu mendukung dalam proses pencapaian potensi tersebut. Dengan
merujuk pada filosofi Ki Hadjar Dewantara ini serta prinsip-prinsip pengambilan
keputusan maka seorang pemimpin diharapkan mampu mengambil keputusan yang
mengandung dilema secara etika dan berkonflik diantara nilai-nilai kebajikan
universal yang sama-sama benar.
·
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam
diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan
suatu keputusan?
Nilai-nilai kebajikan seperti nilai
kejujuran, kepedulian,tanggungjawab, disiplin, serta nilai-nilai kebaikan
lainnya, jika diyakini dan sudah tertanam pada diri seorang pendidik, maka akan
dapat mempertajam intuisi kita dalam pengambilan keputusan. Kita sebagai
pendidik yang sudak memiliki nilai-nilai kebajikan yang tertanam kuat, akan
bisa melihat dan juga merasakan adanya suatu kesalahan atau hal yang tidak
benar dalam sustu situasi yang terjadi, dan nilai-nilai yang sudah kita
miliki akan mempengaruhi keputusan yang
kita ambil dalam situasi tersebut.Dengan tertanamnya nilai-nilai pada diri
seorang pendidik akan dapat meminimalisir kesalahan dan kon sekuensi yang akan
timbul ataupun yang akan terjadi. Selain itu dalam pengambilan keputusan juga
harus berdasarkan pada 3 prinsip untuk penyelesaian
dilema, diantaranya; berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinkhing),
berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), dan berpikir berbasis rasa
peduli (Care-Based Thinking).
·
Bagaimana materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan
pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama
dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah
pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan
tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’
yang telah dibahas pada sebelumnya.
Pembelajaran coaching pada modul sebelumnya, bagi saya
adalah merupakan pembelajaran yang begitu besar manfaatnya. Maka menurut
pendapat saya keterampilan coaching ini harus dimiliki setiap pendidik atau
guru. Keterampilan yang dimiliki bukan hanya keterampilan bagaimana
menstransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik , namun keterampilan
coaching juga harus dimiliki, kenapa ?
karena seorang pendidik atau guru harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta
kondisi sosial dan emosional serta latar belakang budaya dan ekonomi dari
peserta didiknya. Hal ini dimungkinkan juga akan memberikan pengaruh dalam
pengambilan keputusan jika ada suatu permasalahan pada peserta didiknya. Untuk
dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan
membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk
memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Coaching dapat
membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat yang akan berpengaruh sehingga
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan demikian
akan berpengaruh bagi murid dalam proses pembelajaran.
·
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola
dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan
suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam memgelola dan menyadari
aspek sosial emosional dapat memiliki dampak yang signifikan dalam pengambilan
keputusan khususnya masalah yang mengandung dilemma etika. Guru yang memiliki
tingkat kesadaran sosial emosionalnya tinggi akan lebih mampu merasakan dan
memahami perasaan serta perspektif siswa mereka. Contohnya
adalah rasa empati Dengan adanya empati, guru dapat lebih baik memahami dampak
keputusan mereka terhadap siswa secara emosional dan sosial. Guru yang efektif
dalam mengelola aspek sosial-emosionalnya akan memiliki kemampuan komunikasi
yang baik. Ini memungkinkan mereka untuk berkomunikasi secara jelas dan membuka
dialog terbuka dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja, terutama ketika
menghadapi dilema etika.
·
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus
pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik?
Studi
kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dalam konteks pendidikan dapat memberikan
wawasan yang berharga tentang bagaimana seorang pendidik menghadapi dan
menyelesaikan tantangan moral atau etika yang muncul dalam lingkungan
pembelajaran. Pembahasan studi kasus ini dapat kembali kepada nilai-nilai yang
dianut oleh seorang pendidik, dan hal ini mencerminkan bagaimana nilai-nilai
tersebut membimbing keputusan dan tindakan mereka dalam situasi yang melibatkan
pertimbangan moral atau etika. Pembahasan
studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika akan semakin mengasah
empati dan simpati seorang pendidik. Pendidik yang telah terlatih akan
mempunyai rasa empati dan simpati yang baik sehingga diharapkan mampu
mengidentifikasi dan memetakan paradigma dilema etika agar pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran lebih bijak.Ketika seorang pendidik
dihadapkan pada kasus-kasus yang berfokus pada masalah moral dan etika, maka
keputusan yang diambil akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Jika
nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan
tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika
nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma
maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung bermuara pada kebenaran menurut
versi pribadi atau bersifat subjektif.
·
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat,
tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman.
Pengambilan
keputusan yang tepat memainkan peran kunci dalam membentuk lingkungan yang
positif, kondusif, aman, dan nyaman. Proses pengambilan keputusan yang baik
dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.Pengambilan keputusan yang tepat
merupakan aspek kritis dalam membentuk lingkungan yang positif, kondusif, aman,
dan nyaman. Dengan melibatkan proses yang sistematis, mempertimbangkan
dampaknya pada lingkungan, dan mengedepankan nilai-nilai etika, keputusan yang
diambil dapat membawa perubahan positif dan berkelanjutan bagi peserta didik,
guru atau/dan seluruh warga sekolah Keputusan yang kita ambil secara langsung maupun tidak
langsung akan berdampak pada imlementasi pembelajaran dan mempengaruhi situasi
di sekolah. Setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan
nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan
landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif,
aman dan nyaman.Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat
mengembangkan kompetensinya.
·
Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma
di lingkungan Anda?
Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan pada
situasi dilemma etika tentunya mendapat tentangan dari pihak yang tidak
memiliki nilai-nilai yang sama dengan saya. Apalagi pada situasi dilema etika
kebenaran dapat berlawanan dengan kebenaran lainya. Hal ini tentunya mengubah
paradigma di lingkungan sekolah saya pada situasi jangka pendek dan
jangka panjang serta individu (pemimpin) lawan kelompok (guru lain yang
menentang keputusan pimpinan).
·
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang
kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana
kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil
dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka
belajar. Dengan merdeka belajar, murid bebas mencapai kesusksesan, kebahagiaan
sesuai minat dan potensinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun.
Hal ini diharapkan murid-murid akan sukses dengan bidangnya masing-masing,
bahagia karena sesuai dengan apa yang diinginkannya dan bertanggungjawab akan
apa yang menjadi pilihannya. Disinilah dasar pijakan kita bahwa semua
pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, bertanggungjawab, menganut
nilai-nilai kebajikan dan guru berfungsi untuk memfasilitasi, membantu
mengembangkan bakat dan minat yang sudah ada.
·
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam
mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan
murid-muridnya?
Untuk
mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus benar- benar
memperhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan yang kita ambil sudah
mempertimbangkan kebutuhan murid maka murid akan dapat menggali potensi yang
ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan kita dapat berpengaruh
terhadap keberhasilan dari murid di masa depannya nanti. Pendidik yang mampu
mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam
proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan well being murid untuk masa
depan yang lebih baik.
Keputusan yang
diambil oleh seorang guru akan menjadi ibarat pisau yang disatu sisi apabila
digunakan dengan baik akan membawa kesuksesan dalam kehidupan murid di masa
yang akan dating. Demikian sebaliknya apabila kebutuhan tersebut tidak diambil
dengan bijaksana maka bisa jadi berdampak sangat buruk bagi masa depan
murid-murid. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan
yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat
belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan
pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi
proses dan diferensiasi produk.
·
Apakah kesimpulan akhir yang dapat
Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan
yang didapat dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul
sebelumnya Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus
dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara
yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan harus
berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan
mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki
kesadaran penuh (mindfullness) untuk
menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila. Dan untuk
mengambil keputusan yang baik maka keterampilan coaching akan membantu kita
sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi
hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan
·
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep
yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4
paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar
dugaan?
Setelah saya mempelajari modul 3.1 ini, saya dapat
membedakan antara masalah dilema etika atau bujukan moral . Dilema etika (benar
vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua
pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sedangkan
bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang
harus membuat keputusan antara benar dan salah.
Ketika menghadapi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang
bertentangan pola tersebut merupakan 4 paradigma yang dikategorikan individu
Ø lawan
kelompok,
Ø rasa
keadilan lawan rasa kasihan,
Ø kebenaran
lawan kesetiaan,
Ø dan
jangka pendek lawan jangka Panjang.
Kemudian Langkah berikutnya dalam
membantu menghadapi pilihan dari dua permasalahan gunakan 3 prinsip pengambilan
keputusan yaitu :
Ø berfikir
berbasis akhir (Ends Based
Thinking).
Ø berfikir
berbasis peraturan (Rules Based
Thinking).
Ø berfikir
berbasis rasa peduli. (Cares
Based Thinking).
Untuk
memandu dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan di ambil ada
9 langkah yang dapat dilakukan,yaitu :
1.
Uji Legal yaitu menentukan apakah ada aspek pelanggaran hukum,
jika jawabanya ya maka bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika) namun
antara benar dan salah (bujukan moral)
2.
Uji Regulasi/ standar professional yaitu menentukan apakah ada
pelangaran peraturan/ kode etik profesi dalam kasus tersebut
3.
Uji Intuisi yaitu menentukan apakah ada yang salah dalam situasi
tersebut berdasarkan perasaan dan intuisi
4.
Uji Publikasi yaitu menguji perasan bila keputusan yang diambil
dipublikasikan di halaman depan koran
5.
Uji Panutan/ idola yaitu menentukan keputusan apa yang akan
diambil oleh panutan/ idola dalam situsi tersebutPengujian paradigma benar
lawan benar
6.
Melakukan prinsip resolusi
7.
Investigasi opsi trilema
8.
Buat keputusan
9.
Lihat lagi keputusan dan refleksikan.
·
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah
Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral
dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul
ini?
Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi
moral dilema sebelum mempelajari modul ini, bahkan mungkin sudah sampai
beberapa kali. Setelah mempelajari modul 3.1, saya menyadari bahwa keputusan
yang saya ambil ternyata masih belum tepat dan benar, dimana keputusan yang
saya ambil hanya memihak pada satu pihak saja, tidak berdasarkan nilai-nilai
kebajikan, bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Saya tidak memperkirakan
dampak yang terjadi terhadap pihak yang tersakiti.Tetapi ketika menerapkan
pengambilan keputusan dilema etika dengan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3
prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan, kasus yang harus diselesaikan tidak akan menyakiti orang lain.
·
Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi
pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran modul ini?
Konsep dalam modul ini sangat berdampak pada cara berfikir
saya dalam menyikapi suatu permasalahan dan cara terstruktur dalam mengambil
keputusan, sehingga saya tidak lagi mengambil keputusan berdasarkan factor lain
yang tidak berdasarkan nilai-nilai kebajikan, rasa penuh tanggung jawab serta
berpihak pada murid. Kemudian saya juga sudah bisa membedakan mana permasalahan
yang merupakan dilemma etika dan mana yang merupkan bujukan moral. Dan ketika
saya sudah memahami hal tersebut, maka saya identifikasi berdasarkan 4
paradigma pengambilan keputusan dan keputusan yang diambil berdasarkan 3
prinsip pengambilan keputusan dan menggunakan 9 langkah pengujian pengambilan
keputusan
·
Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda
sebagai seorang pemimpin?
Menurut saya topic modul 3.1 ini begitu sangat penting dan bermakna baik saya sebagai individu maupun
sebagai seorang pemimpin terutama adalah pemimpin pembelajaran. Walaupun dimana dan
sebagai apa peran kita pasti akan menjumpai permasalahan yang dituntut untuk
mengambil keputusan. Dari keputusan tersebut akan dihasilkan kebijakan -kebijakan
yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan
profil pelajar Pancasila. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, maka
seorang guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang
mengandung nilai-nilai kebajikan.
Demikian Koneksi Antar
Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin, semoga dapat memberi
manfaat.
Wassalammu”alaikum wr.wb.
Terima Kasih
Salam Guru Penggerak











